Rabu, 17 September 2008

MANIFESTASI PEMBELAJARAN

Seorang siswa yang telah mengalami perbuatan belajar akan ditandai dengan adanya perubahan pola-pola sambutan dan tingkah laku indivudu. Perubahan ini merupakan manifestasi perbuatan belajar. Ini berarti bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah lakunya secara keseluruhan. Perubahan itu meliputi beberapa hal yaitu,

1. kebiasaan
2. keterampilan
3. pengamatan
4. berfikir asosiatif dan daya ingat
5. berfikir rasional
6. sikap
7. inhibisi
8. apresiasi
9. tingkah laku afektif.


1. KEBIASAAN
Kebiasaan adalah suatu cara bagi individu untuk bertindak. Kebiasaan terjadi secara otomatis pada diri individu tanpa harus berfikir terlebih dahulu.

Kebiasaan merupakan suatu hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Artinya setiap individu yang telah mengalami suatu proses belajar akan terlihat dalam kebiasaan sehari-harinya. Misalnya seseorang yag telah belajar mengetik. Proses selama belajar mengetik akan membentuk suatu kebiasaan tersendiri dalam hal mengetik pada pribadi yang melakukan pembelajaran itu. Misalnya ia akan terbiasa mengetik dengan sepuluh jari. Mengetik dengan sepuluh jari merupakan suatu kebiasan yang diperoleh setelah proses belajar itu.

Kebiasaan diperoleh semenjak seseorang masih bayi. Kebiasaan diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman yang dialami oleh seseorang. Untuk itulah orangtua dan guru bertugs untuk menanamkan kebiasaan yang baik pada anak didiknya.


2. KETERAMPILAN
Berbeda dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neuromuscular artinya kegiatan yang dilakukan dengan kesadaran yang tinggi. Oleh karena itu keterampilan memerlukan kesadaran intelektual yang tinggi.

Keterampilan sangat erat kaitannya dengan kegiatan motorik. Karenanya sering disebut juga sebagai keterampilan motoris atau sensory motor type of skill. Kegiatan mengendarai mobil, melukis, dan menjahit merupakan contoh dari kegiatan ini dan kesemuanya memerlukan kordinasi gerakan atau kordinasi sensoris motoris yang tinggi. Ciri-ciri terampil tidaknya seseorang dalam melakukan suatu kegiatan adalah,
a) ketelitian, yang ditandai dengan jumlah kesalahan minimum.
b) kordinasi system respons yang harmonis, dan
c) kecepatan, yang ditandai dengan lamanya waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
suatu kegiatan dengan tingkat kesalahan minimum dengan kata lain tidak asal-asalan.

Sebagai contoh adalah seseorang yang memiliki keterampilan bermain gitar. Kita dapat meliat ketelitiannya dalam bermain, kordinasi system yang harmonis sehingga ia dapat bermain dengan lihai, dan kecepatannya dalam memindahkan tangannya dari satu kunci menuju kunci lain. Hal serupa juga dapat kita lihat pada saat seseorang sedang melukis, bersepeda, menyetir, dam masih banyak lagi.


3. PENGAMATAN
Pengamatan adalah satu bentuk belajar yang dilakukan olah manusia. Pengamatan erupakan sebuah proses penangkapan dan penerjemahan pesan yang ada pada stimuli melaui alat indra. Pengamatan adalah salah satu hal yang penting dalam proses belajar karena pengamatan akan memunculkan definisi. Jika pengamatan yang dilakukan salah, maka definisi yang dimunculkan pun pasti salah.

Pengamatan dimulai dari proses diskriminasi dan generalisasi. Diskriminasi adalah proses untuk membedakan sesuatu. Contohnya adalah ketika seorang anak sedang melakukan pengamatan terhadap warna. Ketika ia melihat warna merah, maka ia akan membedakannya dari warna lainnya. Ia akan memisahkan warna merah dari warna yang lain dan dari proses diskriminasi itu ia akan dapat mengambil kesimpulan dari pengamatan yang ia lakukan. Akhirnya ia dapat menyimpulkan apa itu warna merah. Seangkan eneralisasi adalah sebuah pengamatan dengan cara mencari persamaan dari bena-benda yang diamati.

Agar pengamatan berjalan dengan baik, maka kita memerlukan media dan alat yang benar dan sesuai.


4. BERFIKIR ASOSIATIF DAN DAYA INGATAN
Secar sederhana, asosiatif dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk menghubungkan data-data yang telah diperoleh. Contoh dari kemampuan mengasosiasi misalnya menghubungkan antara 17 Agustus dan Hari Proklamasi, Bandung dan Konfrensi Asia Afrika, endri Dunant dan Palang Merah Dunia, atau Kremlin dan Rusia. Proses asosiatif hanya akan terjadi apabila antara data yang dimiliki baik itu yang lama maupun yang baru memiliki hubungan yang logis.

Berfikir asosiatif hanya mungkin terjadi apabila seseorang telah belajar tentang data yang ia dapatkan. Misalnya seseorang hanya akan mengasosiasikan bandung denga Konfrensi Asia Afrika apabila ia telah mempeajari sejarah KAA. Selain itu, kemampuanberfikir asosiatif juga dipengaruhi oleh beberapa fakrtor diantaranbya materi yang dipelajari, sifat dan bentuk proses belajar, cara belajar, daya ingatan dan lain-lain.

Selanjutnya daya ingatan juga menjadi manifestasi dalam perbuatan belajar. Daya ingatan menyimpan informasi yang telah diperoleh siswa selama proses pembelajaran itu.


5. BERFIKIR RASIONAL
Berfikir rasional merupakan suatu proses berfikir dengan tingkat abstraksi yang tinggi. Berfikir rasional sering dikaitkan dengan bagaimana (how) dan mengapa (why). Dalam berfikir rasional seseorang dituntut untuk dapat melihat hubungan sebab-akibat, menganalisa masalah, menarik generalisasi, menarik hokum-hukum dan membuat ramalan. Selanjutnya berfikir rasional akan sangat berguna dalam memecahkan masalah (problem approach).


6. SIKAP
Sikap yang dimaksud bukanlah sikap yang yang merupakan definisi dari ranah afektif. Sikap yang dimaksud adalah sikap ketika siswa menghadapi objek. Misalnya sikap ketika siswa sedang menghadapi masalah. Kegiatan belajar akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menghadapi suatu objek.


7. INHIBISI
Inhibisi adalah membuang sikap yang tidak bergna ketika seseroang sedang melakukan interaksi dengan lingkungannya mudahnya adalah menahan nafsu dari tindakan-tindakan yang tidak perlu. Hal ini dilakukan agar seseorang melakukan tindakan seefektif mungkin dalam bertindak.

Contohnya adalah ketika seseorang sedang belajar di dalam kelas. Ia bisa memilih mana yang harus dan tidak harus mencatat. Sikap inhibisi mendorongnya untuk tidak menulis hal yang tidak perlu. Inhibisi akan membawa seseorang pada tindakan efektif.
Inhibisi didapat selama proses belajar berlangsung.


8. APRESIASI
Apresiasi adalah sutu sikap menghargai terhadap sesuatu yang bernilai luhur seperti nilai, agama, tatakarma, dan ilmu pengetehuan. Apresisasi seseorang dapat di tentukan dari proses belajar orang itu. Misalnya seseorang yang belajar keras untuk melukis akan mengapresiasi nilai suatu lukisan dengan sangat tinggi.

9. LINGKAH LAKU AFEKTIF
Dalam taksonomy Bloom ada tiga ranah dalam pendidikan yaitu ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif. Ranah afektif atau sikap akan dibenuk selama proses pembelajaran itu. Bahkan jika telaah ulang, sesungguhnya tujuan pendidikan sendiri adalah untuk mendewasakan seseorang. Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya kita harus benar-benar memperhatikan perubahan sikap pada peserta didik.

Tidak ada komentar: